27 Jun 2004

Malam Ini, �Riau Merdeka�� Ronny Diluncurkan

Bismillahirrahmanirrahim
Oleh Riau Pos (admin)
Jumat, 25-Juni-2004, 01:32:38 28 klik


PEKANBARU (RP) - Sebuah buku mengupas pergerakan Riau Merdeka sekaligus perjuangan ��proklamator��-nya Prof dr H Tabrani Rab diluncurkan malam ini pukul 19.30 di Mahligai Room Hotel Aryaduta Pekanbaru.

Buku yang berawal dari tesis S2 di UGM Ronny Basista berjudul Tabrani dalam Bingkai Riau Merdeka tersebut malam ini akan dikupas drh Chaidir, seorang kolumnis yang juga Ketua DPRD Riau, dan Drs Andi Yusran MSi, pengamat dan dosen politik dari Unri.

��Gubernur Rusli Zainal juga diundang secara khusus untuk berbicara dalam peluncuran malam ini,�� kata Tabrani Rab, sang tokoh yang akan dibicarakan sekaligus direktur Riau Cultural Institute yang menerbitkan buku setebal 145 halaman ini.

Ronny Basista MSi yang baru menyelesaikan S2-nya di UGM mengatakan, materi bahasan tentang Riau Merdeka dan Tabrani ini dia ambil berdasarkan dorongan dosen pembimbingan Dr Affan Gafar. ��Ketika saya tanya bagaimana kalau saya mengambil bahasan dari kasus daerah dan sosok daerah Tabrani Rab? tanya saya pada Pak Affan Gafar, dia langsung menjawab, bagus �tu, dan saya kenal dengan dia,�� ujar Ronny menirukan Affan Gafar.


Ketika pria berdarah Bagan Siapi-api kelahiran Pekanbaru ini selesai S2 dia langsung pulang ke Bumi Lancang Kuning dan Riau Cultural Institute langsung berinisiatif menerbitkan buku ini.
Buku ini mendedahkan mulai dari awal munculnya wacana Riau Merdeka yang berakar dari kegelisahan masyarakat Riau, gerakan Prof dr Tabrani dengan para pendukungnya, sampai ketika wacana Riau Merdeka menggaung sampai ke pusat bahkan luar negeri.

Lalu bagaimana isu Riau Merdeka sekarang ini? ��Inilah yang kita kupas malam ini,�� kata Ronny Basista, yang sebelumnya juga mengatakan, sudah banyak yang dicapai dari daerah ini gerakan Riau Merdeka, tapi sudah banyak pula yang melupakan peran dari gerakan ini.

Dalam pada itu, Tabrani Rab kepada Riau Pos kemarin menyambut gembira dengan terbitnya buku ini. �Dengan terbitnya buku ini yang berdasarkan penelitian yang dilakukan Ronny Basista untuk tesis S2-nya ini, orang akan menjadi lebih tahu dan faham tentang gagasan Riau Merdeka dan sejarah menjadi tercatat,� katanya.(mth/kks)

Gubri Siapkan "Kado" untuk Micky dan Haikal

Bismillahirrahmanirrahim
Rabu, 16 Juni 2004 19:03

PEKANBARU - Dua hari menjelang konser grand final AFI (Akademi Fantasi Indosiar) 2, semakin banyak dukungan yang diberikan kepada akademia Micky dan Haikal. Salah satunya dari Gubernur Riau, HM Rusli Zainal beserta istri Ny Septina Primawati Rusli yang akan memberikan hadiah khusus kepada akademia yang berhasil sebagai juara pertama.

"Kalau mereka berhasil menjadi pemenang, maka saya akan memberikan sesuatu kepada mereka. Ini sebagai imbalan atas keterampilan dan prestasi yang mereka berikan. Saya kira memang sudah patut kita memberikan penghargaan kepada orang-orang yang membawa nama baik daerah," jelasnya, Rabu (16/6), di sela-sela kunjungannya ke Kampar.

Bahkan Rusli dan istrinya saat ini masih berupaya mencari waktu untuk bisa menghadiri konser yang dilaksanakan, Sabtu (19/6) di Jakarta Convention Centre (JCC) tersebut. Jika hal itu tidak bisa terwujud, ia akan tetap memberikan dukungan kepada dua akademia asal Riau yang melakukan audisi di Jakarta dan Medan itu.

"Saya sekarang masih mencari-cari waktu. Sebab, minggu pagi ada jadual jalan santai dan saya juga panitianya. Jadi tidak mungkin rasanya kalau saya tidak datang. Meski demikian saya tetap akan memberikan dukungan dari jauh," ujar Septina.

Rusli mengakui bahwa dirinya yang memang tidak bisa secara rutin menyaksikan penampilan dua putra daerah ini, merasa cukup bangga dengan hasil yang telah dicapai. Dimana sampai minggu terskhir Micky dan Haikal bertahan di tiga besar bersama Tia akademia dari Kota Semarang.

Tidak ketinggalan Rusli menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk memberikan doa restu kepada Micky dan Haikal yang telah berhasil menjadi duta Riau di tingkat nasional.

"Bantu mereka dengan SMS sebanyak-banyaknya. Karena ini merupakan bentuk dukungan yang bisa diberikan oleh masyarakat," ucapnya.

Sementara itu Septina menyebutkan bahwa dua orang akademia tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sehingga dirinya tidak bisa memilih apakah mendukung Micky saja ataupun Haikal. (yp)

Bagaimana Kehidupan Micky dan Haikal, Bintang AFI 2 saat di Pekanbaru? (2-habis)

Bismillahirrahmanirrahim
Oleh Riau Pos (admin)
Sabtu, 12-Juni-2004, 02:48:58 74 klik


FE Unri pun Alami Demam Haikal
Sosok Micky, kata temannya Jhoni, adalah jebolan SMUN 2 Pekanbaru TP 2001/2002. Selain belajar, kesehariannya juga diisi dengan kegiatan seni musik. Laporan A Kadir Bey dan Khairul Amri


��Micky itu punya grup band bernama �True Boxs�. Ia selalau tampil sebagai vokalis dan sering ikut konser band, misalnya konser di Mall Pekanbaru dan Plaza Citra,�� tuturnya.
Kesan yang lain dirasakan para teman-temannya di tempat kos, Micky selalu menjadi figur yang menyenangkan bila ada acara kumpul-kumpul tidak resmi. Micky juga punya kelebihan, selalu memunculkan ide untuk membangkitkan semangat teman-temannya dalam sebuah even atau kegiatan budaya. Misalnya dalam mencari corak busana pada acara-acara seni budaya untuk para temannya.

Disamping itu, masih menurut pengakuan temannya Jhoni, Micky yang punya hobi membaca buku-buku horor ini, pada hari libur misalnya sering meluangkan waktu untuk rekreasi ke luar kota, misalnya ke Sumbar. Dan ternyata, makanan kesukaan Micky, tak jauh-jauh dari santapan anak kos, mie instant tiap pagi. ��Ia juga suka makanan yang pedas-pedas,�� ujar Jhoni sambil tersenyum mengenang tingkah temannya itu.

Lebih dari itu, Micky di mata teman-temannya juga punya satu keahlian yang jarang dimiliki orang lain, yaitu keahliannya di bidang Koreografer. Keahliannya ini sering dipraktikkan-nya, selain untuk diri sendiri juga diajarkan kepada teman-temannya yang lain. ��Kami cuma bisa mendoakan Micky agar menjadi orang sukses. Dan kalau sudah sukses tidak melupakan kami, teman-temannnya ini,�� kata Jhoni menutup ceritanya.

Siapkan Bea Siswa

Sementara Haikal, salah seorang akademia di Akademi Fantasi Indosiar 2 tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi Unri. Dia adalah mahasiswa jurusan Akuntansi angkatan 2001. Dalam bergaul, Haikal mudah akrab dengan rekan-rekannya sesama kuliah. Di samping kuliah, dia juga aktif mengasah bakat seninya di luar kampus.

Keberhasilannya, kata Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi Unri, Edyanus Herman Halim SE MS telah mengharumkan nama Unri khususnya Fakultas Ekonomi, karena itu, civitas akademika Fakultas Ekonomi telah menyiapkan bea siswa khusus untuk Haikal. ��Bea siswa ini merupakan penghargaan atas prestasinya dan itu akan kita berikan ketika dia kembali dari Jakarta,�� kata Edyanus yang dihubungi Riau Pos, Jumat malam.

Sebelum bertarung ke Jakarta, dia telah pamit kepada rekan-rekannya di Fakultas Ekonomi sekaligus minta dukungan. Persis ketika dia dinyatakan lulus seleksi AFI 2, Haikal memperkenalkan diri ke seluruh kelas perkuliahan di Fakultas Ekonomi ditemani Ketua BEM-nya. ��Perkenalan itu memang inisiatifnya BEM dan kawan-kawannya semua memberikan support,�� tambah Edyanus.

Di Fakultas Ekonomi, saat ini civitas akademikanya ��demam Haikal��. Setidaknya bila sudah hari Jumat dan Sabtu, semuanya sibuk memberi dukungan kepada Haikal melalui SMS. Imbauan dukungan melalui SMS ini tidak saja disebarkan kepada civitas akademika FE Unri tapi juga para alumni.

Bahkan, kata Edyanus, saat rapat akbar FE Unri baru-baru ini, dihimbau kepada seluruh civitas akademika FE Unri mendukung Haikal. ��Selaku PD III, saya mengimbau agar civitas akademika FE Unri mendukung Haikal termasuk di dalamnya para alumni Fakultas Ekonomi dan Unri pada umumnya,�� jelasnya.

Bawa Pengaruh Positif

Pengaruh yang sangat jelas terlihat dari keberhasilan Haikal, kata Edyanus, saat ini Sanggar Seni 412 FE Unri yang dulunya agak vakum, dengan keberhasilan mahasiswa Ekonomi di pentas nasional memotivasi mereka bersungguh-sungguh menggeluti dunia seni, selain kuliah. ��Mereka semakin terpacu untuk berkreativitas,�� ujar Edy yang juga mahasiswa program doktor di Univeristy Teknologi Malaysia.

Haikal saat ini telah menjadi barometer bagi rekan-rekannya di FE Unri, bahwa sesuatu pekerjaan apabila dikerjakan secara sungguh-sungguh akan mencapai keberhasilan dan membawa prestasi. ��Hal inilah yang tertanam di jiwa mahasiswa,�� kata Edyanus penuh rasa haru.(*)

Melihat dari Dekat Kehidupan Micky: Tinggal di Kos, Rogoh Saku Rp300 Ribu per Bulan

Bismillahirrahmanirrahim

Oleh Riau Pos (admin)
Jumat, 11-Juni-2004, 01:26:08 101 klik


Nama Micky begitu terkenal saat ini. Sampai hari ini, Micky masih bertahan di pentas Akademi Fantasi Indosiar (AFI 2) yang menjadi program top pertelevisian di tanah air saat ini. Bagaimana Micky melalui hari-harinya? Laporan Khairul Amri-Zainuddin Boy, Pekanbaru


Rumah berlantai dua di Jalan Beringin Nomor 53 kawasan Gobah-Pekanbaru, Rabu (9/6) siang, dari kejauhan terlihat biasa-biasa saja. Sama seperti rumah-rumah lain yang ada disebelahnya. Yang terlihat hanya mobil Suzuki Aerio parkir di halaman rumah. Di luar pagar pun terlihat mobil kijang warna putih yang diparkir tanpa pengemudi.
Aktivitas penghuni rumah terlihat tidak begitu sibuk. Anak-anak muda tampak duduk-duduk di teras lantai dua rumah itu, memperhatikan kendaraan yang lalu lalang dari kejauhan. Terdapat satu kamar kos-kosan berukuran besar di lantai dua rumah ini. Disinilah, Micky bersama temannya Jhoni Jumrilton menjalani hidup keseharian.

Kamar berukuran 7x6 meter itu memberikan kesan tersendiri bagi Riau Pos yang baru pertama kali berkunjung ke tempat tinggalnya Micky. Betapa tidak? Anak muda yang sekarang masuk empat besar di pentas AFI 2 itu ternyata berasal dari kalangan keluarga biasa-biasa saja. Tinggalnya saja di tempat kos.

Namun ketika memasuki ruangan kamar, spontan penilaian tadi berubah. Sosok Micky ternyata memang anak yang suka seni. Berbagai bentuk tulisan bercorak seni menghiasi dinding kamarnya. ��Ini bagian dari karya-karya Micky bang,�� kata Jhoni menunjuk ke arah tulisan berwarna orange dengan bacaan ��Micky�� di dinding kamar itu.

Kamar kos-kosan ini ditata sedemikian rupa. Ada ruang tamu dan kamar tidur yang dibatasi sekatan beton. Di dalam kamar terlihat satu kasur berukuran cukup besar dan lemari baju tiga pintu. Satu televisi 14 inci masih terlihat menyala, di sampingnya tersusun beberapa trofi.

Menurut keterangan Jhoni yang bekerja sebagai karyawan di Maskapai Penerbangan Lion Air ini, trofi itu diperoleh Micky dari hasil ikut dalam berbagai lomba. Diantaranya perlombaan vokal dan busana.

��Trophy terakhir yang diraih Micky adalah pada saat perlombaan Bujang dan Dara se-Kota Pekanbaru tahun 2003 lalu,�� kata Jhoni sambil menunjuk ke arah trofi dengan ukuran lebih besar dari trofi lainnya.

Sebagai teman dekat, banyak cerita yang dilalui Jhoni bersama Micky. ��Ada rumor dari orang-orang di sini, Micky itu orangnya pendiam dan terkesan sombong. Padahal bukan demikian,�� kata Jhoni memulai ceritanya tentang pribadi Micky. Bahkan kalau sudah akrab katanya, Micky bisa menganggap orang tersebut seperti keluarga sendiri.

Menurut Jhoni lagi, kesederhanaan Micky tergambar jelas dari kemandiriannya. Tinggal di kos-kosan milik Koreografer ternama Riau Iwan Irawan tersebut kedua anak muda ini harus rela merogoh kantong Rp 300 ribu perbulan. Dan ini sudah mereka jalani selama dua tahun.

Micky kata Jhoni melanjutkan ceritanya, adalah jebolan SMUN 2 Pekanbaru TP 2001/2002. Selain belajar, kesehariannya juga diisi dengan kegiatan seni musik. ��Micky itu punya group band bernama �True Boxs�. Ia selalau tampil sebagai vokalis dan sering ikut konser band, misalnya konser di Mall Pekanbaru dan Plaza Citra,�� tuturnya.

Kesan yang lain dirasakan para teman-temannya di tempat kos, Micky selalu menjadi figur yang menyenangkan bila ada acara kumpul-kumpul tidak resmi. Micky juga punya kelebihan, selalu memunculkan ide untuk membangkitkan semangat teman-temannya dalam sebuah even atau kegiatan budaya. Misalnya dalam mencari corak busana pada acara-acara seni budaya untuk para temannya.

Disamping itu, masih menurut pengakuan temannya Jhoni, Micky yang punya hobi membaca buku-buku horor ini, pada hari libur misalnya sering meluangkan waktu untuk rekreasi ke luar kota, misalnya ke Sumbar. Dan ternyata, makanan kesukaan Micky, tak jauh-jauh dari santapan anak kos, mie instant tiap pagi. ��Ia juga suka makanan yang pedas-pedas,�� ujar Jhoni sambil tersenyum mengenang tingkah temannya itu.

Lebih dari itu, Micky di mata teman-temannya juga punya satu keahlian yang jarang dimiliki orang lain, yaitu keahliannya di bidang Koreografer. Keahliannya ini sering dipraktikkan-nya, selain untuk diri sendiri juga diajarkan kepada teman-temannya yang lain. ��Kami cuma bisa mendoakan Micky agar menjadi orang sukses. Dan kalau sudah sukses tidak melupakan kami, teman-temannnya ini,�� kata Jhoni menutup ceritanya.***

21 Jun 2004

Hari Bapa

Akhir-akhir ini di Malaysia sibuk menyambut hari Bapa. Seblum hari bapa, ada juga hari ibu ... dan lebih meriah lagi hari Valentine. Entah berapa banyak lagi hari yang hendak kita sambut. Kenapa kita asyik melatah saja? Bagi saya cukuplah Hari Raya sebagai hari untuk mengenangkan semua: ibu, bapa dan anak-anak. Kalau mau ditambahkan dan merasa kurang kesibukan tambahkan lagi, yakni ketika ibu atau bapa menyambut hari ulang tahun kelahiran mereka. Ini sudah cukup daripada melatah dan ikut-ikutan orang lain.

Berikut ini saya petik rencana Sejarah Hari Bapa.

Published on Thursday, June 17, 2004 5:47 PM EDT


Town Times: Father's Day History

Sonora Dodd of Washington state was the first public proponent of a day especially to honor fathers. She was inspired with the idea for Father's Day while listening to a Mother's Day sermon in 1909.

Sonora wanted a special day to honor her father, William Smart. Smart, a Civil War veteran, was widowed when his wife died while giving birth to their sixth child. Smart was left to raise the newborn and his other five children by himself on a rural farm in eastern Washington state.

After Sonora became an adult, she realized the selflessness her father had shown in raising his children as a single parent. It was her father who made all the parental sacrifices and was, in the eyes of his daughter, a courageous, selfless and loving man. Sonora's father was born in June, so she chose to hold the first Father's Day celebration in Spokane, Washington on the 19th of June, 1910.

President Calvin Coolidge, in 1924, supported the idea of a national Father's Day. Then in 1966 President Lyndon Johnson signed a presidential proclamation declaring the third Sunday of June as Father's Day.