Ketika memasuki KLIA, hujan turun dengan lebatnya. Jarum jam menunjukkan 10:40. Warith berangkat pada 13: 15. Masih banyak waktu buat kami. Sementara menunggu, aku menuju ke kedai buku. Aku ternampak buku 'Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck' karya Buya Hamka. Roman 'Tenggelamnya Kapal van Der Wijk' yang ditulis pada tahun 1938 ini berkisah tentang Zainudin, keturunan orang Minangkabau tetapi dibesarkan oleh keluarga Bugis, ditolak permintaannya untuk menikah dengan Hayati kerana Zainudin miskin dan dianggap tidak kufu’ (setara) dengan Hayati. Aku langsung membelinya setelah melihat penerbitnya 'Pustaka Dini', sebuah penerbitan yang diusahakan oleh sahabatku juga, iaitu Mukmin Effendi @ Saiful. Dulu dia bekerja denganku di Pustaka Al-Mizan. Setelah aku berhenti, dia juga keluar dan menubuhkan syarikat Pustaka Dini Sdn Bhd bersama Prof. Zakaria dan Abdullah Hehamahua (sekarang penasihat Badan Pencegah Rasuah di Indonesia dan Ketua Umum Partai Politik Islam Masyumi). Pustaka Dini inilah yang membawa masuk dan menerbitkan buku Iqra ke Malaysia, iaitu buku panduan membaca al-Quran dengan cara mudah dan ringkas. Setelah aku berhenti dari Berita Publishing (1994), aku sempat bekerja di Pustaka Dini sebentar. Kemudian, perkongsian perniagaan mereka dengan Prof Zakaria ditamatkan. Saiful meneruskan Pustaka Dini di Shah Alam sementara Abdullah kembali ke Jakarta setelah jatuhnya rejim Suharto. Abdullah Hehamahua dan Saiful datang ke Malaysia tahun 1985 seusai tragedi berdarah ke atas umat Islam di Tanjung Priok, Jakarta kerana pemerintah Suharto tidak suka dengan orang-orang yang anti Pancasila. Setelah peristiwa Tg. Priok ini jugalah Abdullah Sunkar, Abu Bakar Baasyir dan pengikut-pengikutnya datang ke Malaysia. Namun di antara mereka tiada kaitan secara organisatoris. |
04 Jun 2005
Tenggelamnya kapal Van Der Wijck
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
7 ulasan:
citer die mmg besh..
ana suke penulis die..
HAMKA>>>(hihi)
salam perkenalan ^_^
Salam kenal juga, terima kasih :-)
saya suka buku ini.. ceritanya sedih menyayat hati.. bung HAMKA pandai sekali dalam menulis .. di samping syairnya yg indah, atau jangan jangan bung HAMKA sendiri yg di ceritakan dalam buku ini.. i like this.. membaca buku ini membuat mataku berkaca kaca..
ini adalah buku favoritku waktu jaman smp dulu..... sekarang agak susah ya untuk mendapatkan buku ini...., padahal saya ingin sekali anak saya membaca buku ini.
apik sekali buku ini. saya menamatkannya tahun 1998. seandainya ada orang baik yang mau meminjamkan, atau menunjukkan toko buku yang menjualnya di jakarta, atau membelikan untuk saya, maka saya akan sangat bersyukur dan berterima kasih
abdurrahman
Barangkali masih ada yg minat sama buku ini.
kita ada cetakan ulangnya, silahkan mampir di http://tokofua.com/?buku,60
buku ini bagus. ceritanya masih terekam. karena memang membekas di hati.
kalau kata emak saya, " ada - ada saja Hamka ini, ngarangnya bisa bikin orang nangis."
Catat Ulasan