17 Ogos 2007

Versi Indonesia

Dalam rangka HUT RI ke-62, saya mencoba menulis dalam bahasa Indonesia versi saya sendiri.

Versi saya?

Ya benar. Sejak 1983 saya tidak pernah menulis dalam bahasa Indonesia. Bila saya melihat tulisan-tulisan saya dalam BI, saya seakan tidak percaya bahwa tulisan tersebut adalah tulisan saya sendiri.

Sejak seperempat abad yang lalu, telah banyak perubahan yang terjadi pada bahasa Indonesia: istilah dan gaya penulisan. Selama itu pula saya menulis dalam bahasa Melayu, bahasa ibunda saya.

Saya katakan, bahasa Indonesia versi saya karena gaya Melayu sudah begitu kuat melekat, sudah "sebati" dengan diri saya. Bukankah BI juga berasal dari bahasa Melayu?

Jadi, saya masih mencoba!

6 ulasan:

Abdul Latif berkata...

Saudara mencatatkan "Amir ketika berhadapan dengan Rustum, panglima pasukan Rom", kalau tidak silap saya, Rustum adalah panglima tentera Farsi, bukan Rum, maaf lah kalau tidak betul, tapi pada ingatan saya, pernah terbaca begitulah.

No longer valid berkata...

Blog bernilai sejarah ini akan aa rekomendasikan kepada Adelia dkk mahasiwa FIB Sejarah UI 2007. Boleh ya dik? Teruslah berjaya.

Tanpa Nama berkata...

bang.. bahasa Indonesia abang masih sangat bagus walaupun abang sudah lama tidak mempergunakanya,Bahasa Indonesia memang selalu mendapat istilah-istilah yang baru sehingga ada orang Indonesia sendiripun kurang memahaminya. Apalagi ada istilah2 tertentu dipakai para remaja di Indonesia yang terkadang hanya dari golongan mereka sajalah yang memahaminya. semoga abang tetap berjaya di karya2 nya...

publicma berkata...

baru ke sini

JOM JALAN berkata...

Terima kasih Bang Janggut, Aa Eman, Bung Adrian.

Bang Janggut benar, Rustum, panglima pasukan Parsi. Rib'i bin Amir utusan Sa'ad bin Abi Waqqash, seorang panglima pasukan Islam ketika perang Qadisiyah. Kesilapan telah saya betulkan. JazaakumulLah!

Harold berkata...
Ulasan ini telah dialihkan keluar oleh pentadbir blog.