11 Julai 2004

Haruskah Pembangunan Bengkalis Menunggu Dermawan

Riau Mandiri Online: "Rabu, 7 Juli 2004 11:44


RMN - BENGKALIS Negeri Junjungan, begitulah tulisan di gerbang pintu masuk kota Bengkalis. Tulisan dipintu masuk Bengkalis memberi tanda bahwa Bengkalis merupakan negeri yang penuh dengan adat-istiadat, penuh dengan etika, penuh dengan norma dan tak ketinggalan khasanah nuansa keislaman. Itulah pesan yang dapat ditangkap dari buah karya Muhammad Isa Selamat.
Dibalik semua itu, kemegahan kota Bengkalis seakan menutupi kekurangan pembangunan yang sudah dan belum dilakukan. Dapat ditangkap pesan bahwa kota Bengkalis sudah maju selangkah. Aktivitas masyarakat terlihat lebih hidup. Pelabuhan besar dengan retribusi besar menjadi trade mark kota Bengkalis. Rumah Dinas besar menjadi simbol kemegahan Bengkalis. Itulah Bengkalis, negeri di seberang Pulau Sumatera sana berusaha bangkit dari ketertinggalan. Bahkan mau melebihi kemajuan Riau daratan dengan menggagas pembangunan lapangan terbang internasional.
Bengkalis mencoba bangkit dari ketertinggalan dengan melaksanakan pembangunan. Menurut Bupati Bengkalis, inilah cara terbaik untuk mendorong peningkatan ekonomi dan akselerasi pembangunan ke depan. Tentu argumentasi Bupati sebagai pemimpin nota bene 'penguasa' dapat dibenarkan. Dibalik itu, hati menjadi kian miris ketika salah satu media tanggal 4 Juni 2004 memuat satu gambar Taman Pengajian Al Qur'an (TPA). Dengan komentar 'ULURAN TANGAN: Melihat Taman pengajian Al Qur'an (TPA) di Kampung Proyek, Batu Panjang, Kecamatan Rupat, Bengkalis sangat memperihatinkan. Agar anak-anak di kampung itu nyaman mengaji, perlu uluran tangan dermawan'.
Sungguh, gambaran yang ditampilkan bertolak belakang dengan kemegahan Kota Bengkalis. Anak muda di Bengkalis kota bersepeda motor ria di sore hari mengelilingi kota Bengkalis dan sebagian anggota dewan yang suda"

Tiada ulasan: